Recents in Beach

Sutradara: Film "NOAH" Bukan Tempat Ariel "Cuci Tangan"



Jakarta – Film berjudul NOAH karya sutradara Putrama Tuta akan segera tayang di bioskop 14 November 2013.

Film ini akan berisi rekaman peristiwa penting
dalam proses kembalinya band yang sempat
dikenal dengan nama Peterpan itu ke belantika musik tanah air.

Sang sutradara menangkap dengan detail
aktivitas personel NOAH dari awal terbentuk
hingga menjadi band nomor satu di Indonesia,termasuk kisah penuh liku dan fenomenal dari sang vokalis Ariel saat terjerat kasus hukum.

Kehadiran band NOAH pada 2012 memang
menjadi fenomena sekaligus prestasi tersendiri.

Kembalinya band yang beranggotakan Ariel,
Uki, Loekman, Reza dan David ini melalui
konser delapan kota di Indonesia dan lima
negara di dua benua sepanjang 2012 dan
2013, mampu menyedot perhatian para
penggemarnya.

Kisah dan pengalaman unik sepanjang
perjalanan konser tersebut juga menjadi
bagian dari film NOAH.
“Banyak hal yang rasanya sangat sayang
untuk tidak dibagikan kepada masyarakat luas selama perjalanan konser mereka, baik dari persiapan hingga setelah penampilan.

Semangat kebersamaan, perjuangan dan
pantang menyerah itulah yang ingin kami
tularkan, namun melalui pendekatan yang lebih humanis sehingga film ini menjadi relevan
untuk dibuat,” kata Dino Hamid, CEO dari
Berlian Entertainment selaku promoter konser NOAH saat ditemui di Jakarta, Rabu (11/9).
Putrama Tuta menambahkan, film NOAH
bukanlah film dokumenter, melainkan film
tentang musik. “Saya buat film ini mengenai
musik. Tapi bentuknya seperti apa saya
serahkan ke penonton, yang penting ‘rasanya’ sampai,” jelasnya.

Tuta menjelaskan, kalau film ini juga berkisah
tentang apa artinya kesempatan kedua dan
bagaimana mereka bisa memanfaatkan
kesempatan kedua itu.
“Saya senang bisa membawa rasa baru ke
dunia Film Indonesia. Sebuah film tentang
musik dalam bentuk dan warna yang berbeda.

Mengangkat cerita kehidupan sebuah band
yang memiliki cerita perjalanan yang luar biasa dan inspiratif dalam sebuah film tentang
kesempatan kedua,” ujar dia.

Menurut Tuta, sumber inspirasi terbesar kisah NOAH ini ada pada lagu mereka, setiap
personel di dalamnya, cara mereka mencintai musik, perjalanan Ariel yang menjadi dasar
semangat, kesetiaan mereka yang terus
dibangun oleh sesama anggota, dan tim
sebagai sebuah keluarga.
“Film ini bukan tempat Ariel untuk cuci tangan,tapi ingin memberi tahu bahwa menjadi seperti dia itu tidak mudah. Film ini juga bukan tentang Ariel, tapi tentang NOAH,” jelas Tuta.

Dari pengamatannya selama menggarap film
ini, Tuta kini juga punya penilaian tersendiri
tentang grup band NOAH.
“Mereka memang layak ada di NOAH, karena
cara mereka untuk jatuh cinta pada musik
memang luar biasa. Setiap detik mereka selalu belajar untuk mencintai musik mereka,”
imbuhnya.

Hal senada juga diungkapkan Dino Hamid.
“Saya melihat NOAH memiliki visi yang sangat jelas. Tapi di sisi lain untuk mencapai itu
perjuangannya juga luar biasa. Proses dan
achievement itulah yang ingin kita sharing.
Karena untuk mencapai posisi seperti sekarang ini, itu bukan terjadi dengan tiba-tiba, tapi
semua memang karena perencanaan yang
sangat matang,” puji Dino.

Posting Komentar

0 Komentar