Recents in Beach

Peterpan dan Noah, Sukses dengan Pola yang Sama

Peterpan dan Noah, Sukses dengan Pola yang Sama

Ketika kali pertama Peterpan tampil di publik,
Musica Studio’s menawarkan konsep promosi yang cukup menarik.

Saat debut, Peterpan langsung mendapat
kesempatan tampil di panggung yang berbeda di beberapa kota dalam satu hari. Konsep
promosi semacam itu terbukti ampuh. Peterpan langsung mendapat tempat di masyarakat,
terlepas dari lagu-lagunya yang juga bagus.
Konsep seperti itu sungguh mujarab. Konsep
yang sama juga digunakan untuk Noah ketika
kembali ke panggung musik Indonesia. Musica menyiapkan konsep yang sama hanya saja
dengan jangkauan yang lebih luas: 2 benua
dan 5 negara dalam satu hari. Tentu saja itu
sebuah kalimat promosi yang sangat
menjanjikan, dan terbukti berhasil.

Konser Noah di Melbourne, Hongkong, Kuala
Lumpur, Singapura, dan Jakarta berhasil
mencuri perhatian. Menurut Ariel, konsep itu
sengaja diwujudkan untuk menjawab spekulasi sementara pihak yang berpendapat, jika Ariel cs tidak menggunakan nama Peterpan, tak bisa diterima lagi oleh masyarakat.

“Sudah muncul isu ganti-ganti nama. Intinya,
jika tidak menggunakan nama Peterpan, maka tidak oke lagi. Nah, untuk mematahkan
spekulasi itu, harus melakukan sesuatu yang
lain. Jika Peterpan hanya tampil di 6 kota di
Indonesia, Noah bisa konser yang lebih besar lagi, yaitu di 5 negara 2 benua,” ungkap Ariel.

Memang, sempat ada kekhawatiran, Noah tidak diterima dengan baik oleh penonton di negara lain. “Jujur saya deg-degan. Nanti di luar ada yang mau menonton tidak? Pasalnya, itu benar- benar konser perdana bagi Noah dan langsung di luar negeri,” ungkap sang gitaris, Lukman, yang juga murid Azis MS (band Jamrud) ini.

“Tapi saya bertekad kalaupun tidak ada
penonton, saya akan tetap main sebagus
mungkin.”

Bagi Ariel, kekhawatiran saat konser
pembuktian Noah, justru hal-hal yang tak
berhubungan dengan musik. “Yang saya
khawatirkan malah hal yang tak berhubungan
dengan musik. Saya khawatir masalah visa.
Nanti dapat visa (ke Australia) enggak? Kalau
salah satu dari kami tak dapat visa, repot juga.

Soal panggung, kami punya bekal. Soal
kreativitas musik, kami juga punya bekal. Tapi hal-hal di luar itu, justru yang membuat deg-
degan,” ungkap Ariel.

Selain itu, komunikasi dengan penonton itu juga bagian yang cukup membebani. ”Sudah lama tidak berkomunikasi dengan penonton. Jujur jadi kaku lagi. Harus latihan lagi,” tutur Ariel.
Practice makes perfect!

via tabloidbintang.com

Posting Komentar

0 Komentar